MAKALAH
PENJASORKES
GURU PEMBIMBING :RATNA JUWITA S.Pd
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5
1. ERIKSON
2. ERNI SAFITRI
3. FRANSISCUS ADITYA
4. ELFRIDA KEZIA
5. RUTH AYU
6. TAMA SILVIANA
SMA UNGGUL SAKTI
2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat,taufik dan hidayahNyalah penulis masih diberikan kesehatan
maupun kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun
banyak halangan dan rintangan yang penulis hadapi, Alhamdulillah penulis selalu
tegar menghadapinya.
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah mendukung pembuatan makalah ini. Penulis sangat menyadari
masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari segi materi kajian, pendekatan
maupun cara penulisannya, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan
dari pembaca, agar kedepannya penulis dapat membuat makalah sebaik mungkin.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
teman-teman mahasiswa lainnya dan juga tentunya bermanfaat bagi penulis
sendiri.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
JAMBI,6 NOVEMBER 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................
C. Tujuan
Pembahasan ……………………………………………………………
BAB II
Pembahasan
KELINCAHAN
A.
Pengertian
Kelincahan ..............................................................................
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kelincahan ......................................
C. Kegunaan dan mafaat langsung dari
kelincahan…………………………
D. Bentuk latihan untuk meningkatkan
kelincahan …………………………
E.
Pedoman Umum
Dalam Latihan ..............................................................
F.
Pedoman
Dalam Latihan Kelincahan .......................................................
G.
Macam-macam
Latihan Kelincahan .........................................................
H. Gabungan Permainan Latihan
Kelincahan ...............................................
DAYA LEDAK
OTOT
A. Pengertian daya ledak otot
B.
Upaya dalam meningkatkan unsure daya
ledak otot
C. Cara Pengukuran Daya Ledak Otot
Tungkai dengan Loncat Tegak
DAYA TAHAN
A.
PENGERTIAN DAYA TAHAN
B.
MODEL
LATIHAN DAYA TAHAN
C.
CARA MENGUKUR DAYA TAHAN SESEORANG
D.
KOMPONEN FISIK
BAB III
Kesimpulan
DAFTAR RUJUKAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk
menyelesaikan dan bertanggung jawab atas tugas yang telah diberikan oleh guru
pembimbing kepada kami. Maka kami menyusun makalah ini dengan penuh tanggung
jawab.
Makalah
ini berisi tentang materi Kelincahan,daya ledak otot,daya tahan Dan semoga
dengan di susunnya makalah ini, makalah ini digunakan sebagai media
pembelajaran, karena materi ini adalah kumpuan dari beberapa sumber yang baik.
Sehingga setelah kita menggunakan makalah ini sebagai media pembelajaran,
kita semua, kususnya kami bisa lebih mengerti dan menguasai tentang materi ini.
Dan
semoga ilmu yang kita pelajari menjadi ilmu yang barokah sehingga apabila ilmu
kita barokah menjadikan ilmu kita akan bermanfaat sampai kapan pun.
Mengingat kami juga manusia biasa
apabila ada kesalahan atau kekurangan pada makalah ini kami memohon maaf yang
sebesar -besarnya
B. Rumusan Masalah
1.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi yang mempengaruhi kelincahan
2.
Pedoman
dalam latihan kelincahan
3. Macam-macam latihan kelincahan
4. Apakah pengertian daya tahan ?
5. Sebut dan jelaskan model daya tahan?
6. Sebut dan jelaskan metode daya
tahan?
7. Sebut dan jelaskan cara mengukur
daya tahan ?
8. Sebut dan jelaskan komponen fisik
daya tahan ?
9. Upaya peningkatan unsure daya ledak
otot ?
C. Tujuan
Pembahasan
1.
. Untuk
menjelaskan pengertian kelincahan
2.
Untuk menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan
3.
Untuk
mengetahui macam-macam latihan kelincahan
4.
Memahami dan mengerti daya tahan
5.
Memahami dan mengerti model daya
tahan
6.
Memahami dan mengerti metode daya
tahan
7.
Memahami dan mengerti cara mengukur
daya tahan
8.
Memahami dan mengerti komponen
fisik.
9. Memahami dan mengerti daya ledak otot
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelincahan
Kelincahan
berasal dari kata lincah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993 : 525)
lincah berarti selalu bergerak, tidak dapat diam, tidak tenang, tidak tetap.
Sedangkan menurut Harsono (1993 : 14) orang yang lincah adalah orang yang
mempunyai kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat
pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan
posisi tubuhnya. Dan menurut Suharno HP (1983 : 28) mendefinisikan kelincahan
adalah kemampuan dari seseorang untuk merubah posisi dan arah secepat mungkin
sesuai dengan situasi yang dihadapi.
Dengan demikian
dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat penulis simpulkan bahwa kelincahan
adalah kemampuan seseorang dalam merubah arah dan posisi tubuhnya dengan cepat
dan tepat pada waktu bergerak, sesuai dengan situasi yang dihadapi di arena
tertentu tanpa kehilangan keseimbangan tubuhnya.
Kegunaan
kelincahan sangat penting terutama olahraga beregu dan memerlukan ketangkasan.
Suharno HP (1985 :33) mengatakan kegunaan kelincahan adalah untuk
menkoordinasikan gerakan-gerakan berganda atau stimulan, mempermudah penguasaan
teknik-teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien, efektif dan ekonomis serta
mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan.
Kelincahan merupakan kemampuan untuk
mengubah arah secara cepat tanpa menimbulkan gangguan pada keseimbangan. Seseorang
dikatakan memiliki kelincahan jika ia dapat bergerak secara cepat sekaligus
dapat mengubah arah secara cepat pula tanpa terganggu keseimbangannya. Beberapa
orang dapat bergerak secara cepat tetapi mereka tidak dapat melakukan perubahan
arah geraknya secara cepat, yang demikian tidak dapat dikatakan bahwa orang
tersebut lincah.
Kelincahan merupakan salah satu komponen Kebugaran Jasmani, Pengertian kebugaran jasmani sendiri adalah kemampuan atau kesanggupan seseorang untuk melakukan kerja, aktifitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan masih memiliki cadangan tenaga untuk melakukan aktifitas lainnya
Kelincahan merupakan salah satu komponen Kebugaran Jasmani, Pengertian kebugaran jasmani sendiri adalah kemampuan atau kesanggupan seseorang untuk melakukan kerja, aktifitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dan masih memiliki cadangan tenaga untuk melakukan aktifitas lainnya
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kelincahan
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan menurut Dangsina Moeloek dan
Arjadino Tjokro (1984 : 8-9) adalah :
1. Tipe
tubuh
Seperti
telah dijelaskan dalam pengertian kelincahan bahwa gerakan-gerakan kelincahan
menuntut terjadinya pengurangan dan pemacuan tubuh secara bergantian. Dimana
momentum sama dengan massa dikalikan kecepatan. Dihubungkan dengan tipe tubuh,
maka orang yang tergolong mesomorfi dan mesoektomorfi lebih tangkas dari
sektomorf dan endomorf.
2. Usia
Kelincahan
anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun (memasuki
pertumbuhan
cepat). Selama periode tersebut (3 tahun) kelincahan tidak meningkat, bahkan
menurun. Setelah masa pertumbuhan berlalu, kelincahan meningkat lagi secara
mantap sampai anak mencapai maturitas dan setelah itu menurun kembali.
3. Jenis
kelamin
Anak
laki-laki menunjukkan kelincahan sedikit lebih baik dari pada anak
wanita
sebelum mencapai usia pubertas. Setelah pubertas perbedaan tampak lebih
mencolok.
4. Berat
badan
Berat badan
yang berlebihan secara langsung mengurangi kelincahan.
5. Kelelahan
Kelelahan
mengurangi ketangkasan terutama karena menurunnya koordinasi. Sehubungan dengan
hal itu penting untuk memelihara daya tahan kardiovaskuler dan otot agar
kelelahan tidak mudah timbul.
C.
Kegunaan
atau manfaat langsung kelincahan antara lain:
a. Mengkoordinasikan
gerakan-gerakan berganda (stimulasi)
b. Mempermudah
penguasaan teknik-teknik tinggi
c. Mempermudah
orientasi terhadap lawan dan lingkungan
D. Bentuk-bentuk latihan yang dilakukan untuk meningkatkan kelincahan adalah sebagai berikut:
1. Latihan mengubah arah gerak tubuh (shuttle run)
2. Latihan lari berbelok-belok (zig-zag)
3. Latihan mengubah posisi tubuh (squat thrust)
4. Latihan kelincahan gerakan bereaksi
E. Pedoman Umum Dalam Latihan
Agar dalam
latihan mempunyai arah dan mendapat hasil maka sangat diperlukan pedoman secara
ilmiah sudah dibuktikan kebenarannya. . Namun PASI (1993 : 61) menyatakan bahwa
tiga asas yang paling penting : hukum over load ( beban lebih ), hukum
reversibility ( kompensasi), hukum kekhususan (specifisity). Untuk menghindari
terjadinya perbedaan persepsi dalam memahami istilah-istilah diatas akan
diuraikan satu persatu seperti dibawah ini.
a.
Kekhususan
Latihan
harus khusus pada olahraga tertentu. PASI (1993 : 64) menyebutkan bahwa hukum
kekhususan menyebutkan bahwa sifat khusus dari beban latihan akan menghasilkan
tanggapan khusus dan adaptasi atau penyesuaian diri.
b. Tambah
beban ( overload principle )
Untuk tidak
menimbulkan kerusakan dan untuk mencapai derajat kekuatan yang tinggi beban
harus teratur dinaikkan. Hal ini dikatakan secara tegas oleh PASI (1993 : 62)
bahwa latihan beban lebih (overload ) menyebabakan kelelahan, dan pemulihan dan
penyesuaian memungkinkan tubuh mengkompensasikan lebih dan mencapai tingkat
fitnes atau kesegaran yang lebih tinggi.
c. Hari
berat dan santai
Dalam
latihan harus ada pengaturan hari berat dan santai. Hari berat yaitu waktu
untuk latihan berat dan hari santai untuk pulih asal. Yang dimaksud pulih asal
adalah pulih dari kelelahan akibat latihan yang memungkinkan tubuh menyesuaikan
terhadap beban latihan.
d. Latihan
dan kelebihan latihan
Dalam
latihan beban harus ditingkatkan sedikit demi sedikit sampai mencapai maksimum.
PASI (1993 : 64) yang menyatakan bahwa beban latihan yang berlebihan
menyebabkan penyesuaian yang tidak lengkap dan atlet akan menghadapi masalah
pemulihan dari rangsangan latihan.
e. Latihan
dasar dan pencapaian puncak
Latihan
dasar diperlukan untuk mempersiapkan kondisi, pencapaian puncak sebaiknya
dipersiapkan menjelang pertandingan dilaksanakan dengan cara mengurangi beban
tetapi meningkatkan intensitas.
f. Kembali
Asal (reversibility)
PASI (1993 :
63) yang mengatakan bahwa atlet tidak melakukan latihan teratur maka tidak ada
pembebanan dan tubuh tidak ada pembebanan dan tubuh tidak perlu untuk
penyesuaian diri. Dalam hal ini secara perlahan kondisi tubuh akan kembali
ketingkat semula.
F. Pedoman Dalam Latihan Kelincahan
Latihan
(training) adalah proses yang sistematis daripada berlatih atau bekerja secara
berulang-ulang, dengan hari kian menambah jumlah beban latihan pekerjaannya,
(Harsono, 1986 : 27).
Pada latihan
kelincahan diperlukan ciri-ciri latihan yang khusus.
Adapun
ciri–ciri latihan kelincahan menurut Suharno HP. (1983 : 29 ) adalah
bentuk-bentuk latihan harus ada gerakan merubah posisi dan arah badan,
rangsangan terhadap pusat syaraf sangat menentukan hasil tidaknya suatu latihan
kelincahan karena koordinasi sangat urgen bagi unsur kelincahan, adanya
rintangan-rintangan untuk bergerak dan mempersulit kondisi ( alat, lapangan dan
sebagainya ), ada pedoman waktu yang pasti dalam latihan.
Sedangkan
menurut Harsono (1993 : 14) memberi rambu–rambu dalam mengembangkan agilitas
adalah bentuk-bentuk latihan yang mengharuskan orang untuk bergerak dengan
cepat dan mengubah arah dengan tangkas dan dalam melakukan aktivitas tersebut
dia juga tidak boleh kehilangan keseimbangan dan harus pula sadar posisi
tubuhnya.
Latihan
kelincahan dapat diberikan mulai anak berusia 3 – 13 tahun.
DAYA
LEDAK OTOT
A.
Pengertian
Daya ledak otot adala kemampuan otot atau sekumpulan otot
untuk melakukan kerja secara eksplosif. Tenaga kerja otot dipengaruhi oleh
kekuatan dan kecepatan kontraksi otot.
Dalam kehidupan sehari-hari daya ledak otot diperlukan untuk
memindakan benda dari suatu tempat ketempat lain secara tiba-tiba. Sedangkan
dalam bidang olahraga daya ledak ini sangat diperlukan misalnya dalam cabang
lempar lembing, lempar cakram, dan
olahraga basket ,dll .
B.
Upaya Dalam Meningkatkan Unsure Daya Ledak
Otot Dapat Dilakukan Dengan Cara :
a.
Meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan
kecepatan atau menitik beratkan pada kekuatan
b.
Meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan
kekuatan atau menitikberatkan pada kecepatan
c.
Meningkatkan keduanya sekaligus, kekuatan dan
kecepatan dilatih secara simultan (Jessen, Schultz dan bangertes, 1984: 17 )
Latihan kombinasi antara kecepatan dan kekuatan merupakan
latian untuk meningkatkan kualitas fisik dengan tujuan utama meningkatkan daya
ledak. Latihan tersebut memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap nilai
dinamis jika dibandingkan dengan kekuatan saja. Adapun mengembangkan daya ledak,
beban latihan tidak boleh terlalu berat seingga gerakan yang dilakukan dapat
bergerak cepat dan frekuensinya banyak ( Pyke, 1980 :75
Salah satu bentuk latihan daya ledak power ang sering
dilakukan orang yaitu dengan memnggunakan besi atau mengangkat beban.
Pelaksaannnya adalah mengangkat besi/beban yang beratnya dengan berat badan
yang disesuaikan kebutuhan. Cara mengangkat beban yaitu
dilakukan berulang-ulang dengan cepat. Perlu diingat bahwa penentuan jumlah
besi/berat jangan terlalu berat agar beban dapat diangkat berulangkali. Lamanya
melakukan latihan dibagi dalam beberapa repetisi dan dilakukan dalam beberapa
set.
Bentuk-bentuk ltihan yang dapat meningkatkan daya ledak
power adalah sebagai berikut:
a.
Melompat dengan dua kaki (double leg bound
b.
Melompat dengan kaki secara bergantian
c.
Lompat jongkok
d.
Lompat dua kaki dengan box
C.
Cara
Pengukuran Daya Ledak Otot Tungkai dengan Loncat Tegak
Daya ledak otot merupakan kemampuan
otot atau sekelompok otot dalam melakukan kerja secara eksplosiv yaitu secara
cepat dan kuat. Kemampuan daya ledak otot (power) sangat diperlukan bagi atlit
olahraga yang membutuhkan gerakan secara cepat dan kuat, misalnya pada saat
atlit bola voli melakukan smass, atlit lari jarak pendek melakukan start dan
lari sprint, dan sebagainya.
Daya ledak otot dapat kita ukur dengan alat yang sederhana, khusus untuk Pengukuran daya ledak otot tungkai bisa dilakukan dengan loncat tegak. Siswa yang akan diukur daya ledak ototnya harus melakukan loncatan vertikal dan dengan melihat tabel sudah dapat diukur kemampuan daya ledak ototnya, mudah bukan? untuk lebih lengkapnya mari kita simak cara pengukuran daya ledak otot tungkai dengan loncat tegak.
Daya ledak otot dapat kita ukur dengan alat yang sederhana, khusus untuk Pengukuran daya ledak otot tungkai bisa dilakukan dengan loncat tegak. Siswa yang akan diukur daya ledak ototnya harus melakukan loncatan vertikal dan dengan melihat tabel sudah dapat diukur kemampuan daya ledak ototnya, mudah bukan? untuk lebih lengkapnya mari kita simak cara pengukuran daya ledak otot tungkai dengan loncat tegak.
- Alat
- Papan berskala
- Penghapus papan tulis
- Serbuk kapur/magnesium sulfat
- Alat tulis
- Persiapan pelaksanaan
- Papan berskala pada dinding setinggi raihan siswa/atlit yang diukur
- Sebelum melakukan loncatan , tangan ditaburi serbuk kapur
- Peserta berdiri di bawah papan skala dengan posisi menyamping
- Tangan yang akan difungsikan menempuh papan skala diangkat ke atas tinggi dan ditempelkan pada papan skala hingga membekas dan dapat terbaca pada papan skala tanda ini adalah titik A
- Gerakan
- Lakukan gerakan merendahkan tubuh dengan menekuk kedua lutut.
- Lakukan loncatan ke atas setinggi-tingginya dan pada saat puncak lompata tepuk atau tempelkan tangan pada papan skala, tanda yang membekas pada papan skala adalah titik B.
- Selisih antara titik B dan titik A adalah prestasi lompatan.
- Untuk melihat hasil kekeuatan daya ledak otot tungkai cocokan dengan tabel di bawah ini:
Tabel Norma loncat tegak untuk
laki-laki dan perempuan:
- lebih dari 89 cm Nilai 10
- 85-88 Nilai 9
- 81-85 Nilai 8
- 76-80 Nilai 7
- 71-75 Nilai 6
- 66-70 Nilai 5
- 60-65 Nilai 4
- 50-59 Nilai 3
- 40-49 Nilai 2
- kurang dari 40 Nilai 1
itulah sekilas tentang cara pengukuran daya ledak otot tungkai dengan loncat tegak, semoga bermanfaat bagi siapa saja yang akan melakukan pengukuran. Kritik dan saran selalu saya nantikan untuk perbaikan tulisan di blog ini.
- lebih dari 89 cm Nilai 10
- 85-88 Nilai 9
- 81-85 Nilai 8
- 76-80 Nilai 7
- 71-75 Nilai 6
- 66-70 Nilai 5
- 60-65 Nilai 4
- 50-59 Nilai 3
- 40-49 Nilai 2
- kurang dari 40 Nilai 1
itulah sekilas tentang cara pengukuran daya ledak otot tungkai dengan loncat tegak, semoga bermanfaat bagi siapa saja yang akan melakukan pengukuran. Kritik dan saran selalu saya nantikan untuk perbaikan tulisan di blog ini.
A. PENGERTIAN DAYA TAHAN
Daya tahan
adalah kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaaan dalam waktu yang relative
lama.istilah lainnya yang sering digunakkan ialah
respiration-cardio-vasculair,yakni daya tahan yang bertalian dengan
pernafasan,jantung,peredaran darah.
Karena itu
bentuk latihan untuk meningkatkan daya tahan pernafasan,jantung,peredaran darah
ini disebut ergosistem sekunder yang dilatih melalui peningkatan ergosistem
primer(system saraf-otot dan tulang rangka)
Beberapa
cara melatih daya tahan:
1.fartlek
atau speed play: biasanya dilakukan dialam terbuka yang diawali dengan lari
lambat-lambat dan kemudian diselingi lari cepat jarak
pendek(sprint),selanjutnya dilanjutkan dengan jogging dan lari jarak menengah
dengan tempo sedang,diselingi dengan jogging dan sprint,begitu seterusnya.
2.latihan
interval(interval training) dilakukan dengan menggunakkan selang waktu
istirahat diantara rangkaian yang harus dilakukan.latihan dengan selang
istirahat itu merupakan bentuk latihan yang bertujuan untuk membina daya tahan
keseluruhan dan stamina.bentuk latihannya bisa berupa lari interval(interval
running) dan renang berinterval(interval swimming).
B. MODEL LATIHAN DAYA TAHAN
1. Latihan sirkut(circuit training)
Latihan
circuit dan variasinya adalah bertujuan membentuk kesegaran jasmani yang
efektif dan terstruktur,bertujuan untuk mengembangkan dan memperbaiki kesegaran
jasmani yang berkaitan dengan kekuatan,kecepatan,dan daya tahan.latihan sirkuit
dapat dilakukan dengan menggunakkan alat maupun tanpa menggunakan alat.
a)
Latihan
sirkuit tanpa menggunakkan alat
b)
Latihan
sirkuit dengan menggunakan alat
2. Latihan beban(weight training)
Latihan
beban adalah program latihan kekuatan dengn memberikan tahanan menggunakkan
beban seperti barbell dan dumpell.program latihan beban direncanakan untuk
mengembangkan kekuatan otot.ada empat prinsip yang akan mendasari program
latihan angkat beban yaitu:
1.prinsip
beban lebih
2.prinsip
beban meningkat
3.prinsip
program pengaturan
4.prinsip
spesialisasi(kekhususan)
3. Latihan interval(interval training)
Latihan
interval adalah suatu system latihan yang dilakukan secara berganti-ganti
antara melakukan kegiatan latihan(interval kerja) dengan periode kegiatan yang
berintensitas rendah(periode sela) dalam suatu tahap latihan.
4. Latihan bermain-main kecepatan
lari(speed play or fartlek)
Latihan
bermain-main kecepatan lari adalah latihan yang dilakukan dengan lari cepat dan
lari pelan bergantian dilapangan biasa.berikut ini diberikan contoh latihan
bermain-main dengan kecepatan
5. Latihan fisik naik turun
bangku(bench stepping)
Latihan
naik turun bangku adalah latihan fisik yang sederhana dan banyak digunakkan
dalam kegiatan olahraga menggunakkan bangku,kotak atau sejenisnya.
6. Latihan fisik dengan system aerobic
Latihan
aerobic menunjuk kepada kegiatan yang memerlukan oksigen dalam waktu yang
panjang dan kebutuhan tersebut ada pada tubuh yang memerlukan pengembangan
kapasitas mengambil oksigen.sebagai latihan aerobic,ada perubahan yang
menguntungkan terjadi pada system paru-paru,jantung,dan pembuluh darah.
7. Latihan fisik dengan system
anaerobic
Anaerobic
berarti kegiatan tanpa oksigen,dan jenis latihan yang dilakukan dalah kegiatan
tanpa menggunakkan oksigen yang berasal dari system pernapasan.latihan
anaerobic merupakan system latihan yang dilakukan dimana energy yang digunakkan
berasal dari ATP-PC(adenosine triposphat-phospo creatine) maupun asam
laktat,atau disebut juga proses glikolisis an-aerobik,yaitu proses pemecahan
glikogen tanpa menggunakkan oksigen (Cooper 1982)
C.
CARA MENGUKUR DAYA TAHAN SESEORANG
Cara mengukur Kebugaran Jasmani dapat dilakukan dengan tes.
Tes yang dilakukan untuk mengukur kebugaran jasmani seseorang meliputi:
- Kecepatan (speed)
- Kekuatan (strenght)
- Daya Tahan (endurance)
- Daya ledak (power)
- Kecepatan (speed)
- Kekuatan (strenght)
- Daya Tahan (endurance)
- Daya ledak (power)
Cara
mengukur kebugaran jasmani menggunakan Tes kecepatan (speed).
Untuk mengukur kebugaran jasmani seseorang melalui tes
kecepatan dapat dilakukan dengan lari sprint 60 meter,
Parameter yang dapat digunakan dengan kategori usia dan waktu yang ditempuh sebagai berikut:
Usia 12 - 14 tahun
waktu tempuh 5 - 7 detik dikategorikan kondisi kebugaran jasmani seseorang BAIK
waktu tempuh 8 - 9 detik dikategorikan kondisi kebugaran jasmani seseorang CUKUP
waktu tempuh 10 detik dikategrikan kondisi kebugaran jasmani seseorang KURANG
Parameter yang dapat digunakan dengan kategori usia dan waktu yang ditempuh sebagai berikut:
Usia 12 - 14 tahun
waktu tempuh 5 - 7 detik dikategorikan kondisi kebugaran jasmani seseorang BAIK
waktu tempuh 8 - 9 detik dikategorikan kondisi kebugaran jasmani seseorang CUKUP
waktu tempuh 10 detik dikategrikan kondisi kebugaran jasmani seseorang KURANG
Cara
mengukur kebugaran jasmani menggunakan tes daya tahan (endurance)
Untuk mengukur kebugaran jasmani seseorang melalui tes daya
tahan dapat dilakukan dengan lari jogging selama 12 menit.
Parameter yang dapat dilakukan dengan jarak yang ditempuh selama 12 menit tersebut
Jika dapat menempuh jarak 2000 meter lebih maka dikategorikan kebugaran jasmani BAIK
Jika dapat menempuh jarak 2000 meter-1000 meter dikategorikan kebugaran jasmani CUKUP
Jika jarak tempuh kurang dari 1000 meter maka dikategorikan kebugaran jasmani KURANG.
Parameter yang dapat dilakukan dengan jarak yang ditempuh selama 12 menit tersebut
Jika dapat menempuh jarak 2000 meter lebih maka dikategorikan kebugaran jasmani BAIK
Jika dapat menempuh jarak 2000 meter-1000 meter dikategorikan kebugaran jasmani CUKUP
Jika jarak tempuh kurang dari 1000 meter maka dikategorikan kebugaran jasmani KURANG.
D. KOMPONEN FISIK
1.
Frekwensi Latihan: Latihan
dilaksanakan sesering mungkin dan terencana dalam waktu yang panjang. Frekwensi
latihan berbeda untuk setiap cabang olahraga, hal ini tergantung dari tingkat
kesulitan gerak dan pencapaian prestasi. sebagai contoh untuk latihan dasar
renang bagi pemula akan memerlukan frekwensi latihan yang lebih banyak
dibandingan dengan frekwensi latihan cabang angkat besi.
2.
Overload: Latihan harus diberikan
dengan beban cukup berat mendekati batas kemampuan atau ambang rangsang agar
dapat memberikan perubahan secara biologis didalam tubuh atlet serta mentalnya.
Beban latihan selalu bertambah secara terencana dan teratur sehingga kemampuan
otot-otot juga akan semakin meningkat.
3.
Specifikasi Latihan: Latihan akan
berpengaruh secara specifik terhadap tubuh kita terutama berpengaruh terhadap
kelompok otot tertentu, ruang gerak persendian, dan sistem energi. Jadi sebelum
latihan kita tentukan terlebih dahulu apa yang akan dilatih apakah teknik atau
kemampuan fisik dan yang terpenting adalah agar latihan yang diterapkan sesuai
dengan cabang olahraga yang akan ditingkatkan prestasinya.
4.
Individualisasi: Sekalipun sejumlah
atlet memiliki prestasi yang hampir sama tetapi prinsip individualis harus
menjadi perhatian utama untuk itu konsep latihan harus disusun sesuai dengan
kemampuan serta kekhasan setiap individu. Latihan merupakan masalah pribadi
artinya setiap atlet akan memberikan reaksi yang berbeda terhadap beban latihan
yang sama.
5.
Kualitas Latihan: Latihan harus
bermutu oleh sebab itu latihan intensif harus disertai koreksi yang tepat serta
konstruktif agar tujuan dari latihan tercapai.
6.
Variasi Latihan: Latihan yang
berulang-ulang seringkali menimbulkan rasa jenuh untuk itu pelatih dituntut
untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyusun program latihan. Banyak ragam
latihan akan mengurangi kejenuhan itu misalnya latihan yang dikemas dalam suatu
permainan baik individu maupun kelompok dapat mengurangi kejenuhan.
7.
Model Latihan: Latihan sebaiknya
berisikan unsur-unsur yang menyerupai situasi dan kondisi pertandingan yang
sesungguhnya. Karena itu perlu diciptakan suatu model latihan yang hampir sama
situasi dan kondisi yang kelak akan dialami dalam pertandingan sesungguhnya
misalnya latihan dalam bentuk permainan sederhana dengan peraturan yang
dimodifikasi.
8.
Metode Latihan: Dalam melatih
ketrampilan olahraga seorang pelatih perlu mengetahui berbagai metode latihan
dengan tujuan agar latihan tersebut lebih bervariasi dan produktif. Metode
latihan yang dapat diterapkan antara lain; Whole and Part Method, Mental
Practice, dan Mass and Distributed Ptractice.
9.
Goal Setting/Target: Setiap pelatih
dalam melaksanakan program latihan pasti mempunyai tujuan atau target. Target
atau sasaran dapat dilakukan secara bertahap agar keberhasilan mencapai tujuan
akhir dapat terkontrol, tahap pertahap diatur sedemikian rupa dari mulai tahap
jangka pendek sampai tahap jangka panjang.
10.
Monitoring: Hasil latihan harus
selalu dimonitoring dan dievaluasi secara periodik dan secara kontinyu. Hal ini
sangat perlu guna mengetahui apakah program latihan berjalan sebagaimana
mestinya,
PENUTUP
Kelincahan
merupakan kemampuan untuk mengubah arah secara cepat tanpa menimbulkan gangguan
pada keseimbangan. Seseorang dikatakan memiliki kelincahan jika ia dapat
bergerak secara cepat sekaligus dapat mengubah arah secara cepat pula tanpa
terganggu keseimbangannya. Beberapa orang dapat bergerak secara cepat tetapi
mereka tidak dapat melakukan perubahan arah geraknya secara cepat, yang
demikian tidak dapat dikatakan bahwa orang tersebut lincah.
Daya ledak otot adala kemampuan otot atau sekumpulan otot
untuk melakukan kerja secara eksplosif. Tenaga kerja otot dipengaruhi oleh
kekuatan dan kecepatan kontraksi otot.
Dalam kehidupan sehari-hari daya ledak otot diperlukan untuk
memindakan benda dari suatu tempat ketempat lain secara tiba-tiba. Sedangkan
dalam bidang olahraga daya ledak ini sangat diperlukan misalnya dalam cabang
lempar lembing, lempar cakram, dan
olahraga basket ,dll
Ø Daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
pekerjaaan dalam waktu yang relative lama.istilah lainnya yang sering
digunakkan ialah respiration-cardio-vasculair,yakni daya tahan yang bertalian
dengan pernafasan,jantung,peredaran darah.
Ø Model daya tahan Latihan sirkut(circuit training) , Latihan
beban(weight training), Latihan interval(interval training), Latihan
bermain-main kecepatan lari(speed play or fartlek), Latihan fisik naik turun
bangku(bench stepping), Latihan fisik dengan system aerobic, Latihan fisik
dengan system anaerobic
Ø Metode daya tahan Latihan bermain-main kecepatan lari(speed play or fartlek)
1.pemanasan
dengan berlari pelan selama 5 menit hingga 10 menit
2.berlari
cepat,kecepatan tetap dengan jarak tiga perempat mil hingga satu perempat mil
3.berjalan
cepat selama 5 menit
4.berlari
pelan,diselingi lari cepat jarak 65-75 yard,diulangi sampai terjadi kelelahan
5.berlari
pelan, diselingi jalan cepat 3-4 langkah secara tiba-tiba
6.berlari
dengan kecepatan penuh jarak 175-200 yard
7.berlari
dengan langkah cepat selama 1 menit
8.berlari
mengelilingi lapangan sebanyak 1-5 putaran
Ø Cara mengukur daya tahan adalah Kecepatan (speed),
Kekuatan (strenght), Daya Tahan (endurance), Daya ledak (power)
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar